19 Mar 2009

Salesman Teledor


Seorang salesman alat penghisap debu menuju ke sebuah rumah. Diketuknya pintu depan. Sebelum sempat nyonya rumah itu berkata sepatah katapun, ia menghamburkan segala macam kotoran ke karpet ruang tamu.
“Nyonya,” katanya, “saya yakin akan kemampuan mesin ini. Karpet ini akan bersih kembali dalam sekejap. Jika nanti masih ada kotoran yang tertinggal, saya bersedia memakannya.”
“Kalau begitu,” kata nyonya itu,”mulailah makan. kami belum punya listrik.”

2nd fr other's

Awal Maret ini aku dapat melangkah maju
Meski cuma terhitung satu
Tapi langkah ini mampu memunculkan semangat baru
Demi penyelesaian Tugas Akhir (TA) ku

Setelah berbagai halangan silih berganti datang, bagai menyelesaikan benang yang teramat kusut hanya dengan jemari, tak ada hasilnya. Hingga aku harus membuat keputusan yang membuat orang tuaku bertanya berkali-kali:
“Apa kamu yakin????”
Yah., aku yakin untuk membuat ulang TA ini, meski itu berarti menambah waktu dan dana tentunya. Tapi aku sudah tak sanggup lagi untuk menganalisanya, “human error” bukan, “system error” juga bukan, secara logika jika bukan kedua hal itu, sudah pasti “random error”. Kesalahan yang tak pernah diketahui keberadaannya.
Secara kasarnya TA yang aku buat terdiri dari dua blok dasar (Blok 1 dan Blok 2) dan kedua blok tersebut dikoneksikan oleh dua ponsel. Awal bulan ini Blok 1 sudah berjalan sebagaimana mestinya. Sekarang dalam penyelesaian Blok 2, semoga selesai dalam waktu 3 minggu ke depan.
Dengan demikian masih tersisa 3 minggu dalam bulan April untuk memfokuskan fikiran membuat Blok1 dan Blok 2 saling terkoneksi. Semua hal yang kita lakukan pasti mempunyai resiko. Jika TA ini tidak clear awal Mei maka aku kembali melewatkan satu periode wisuda lagi.

Aku harus terus berusaha untuk wisuda,
sesuatu telah menungguku di luar sana.